Kondisi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini tak kunjung reda. Februari 2022 Indonesia mulai memasuki gelombang ke tiga Covid-19. Hal ini ditandai dengan kenaikan kasus Covid-19 yang cukup tinggi di Indonesia dikarenakan adanya varian baru Omicron. Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terpilih, Adib Khumaidi menilai Indonesia sudah memasuk gelombang ketiga pandemi Covid-19. Mulai merebaknya Covid-19 varian Omicron menjadi salah satu faktor peningkatan kasus yang tinggi.
Seperti yang telah kita ketahui, para pelaku UMKM merupakan yang paling terkena dampak negatif dari adanya pandemi Covid-19. Sebagian besar UMKM atau sebanyak 82,9% mengalami dampak negatif dan hanya 5,9 % dari pelaku UMKM yang mengalami dampak positif. Pandemi Covid-19 menyebabkan sebanyak 63,9% UMKM yang terdampak mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami kenaikan omzet. Salah satu penyebabnya ialah karena adanya penerapan PPKM di beberapa daerah di Indonesia dengan tingkat kasus positif yang cukup tinggi. Pembatasan beberapa fasilitas umum seperti halnya sekolah, tempat wisata, taman, dan area publik lainnya yang dimana terdapat banyak UMKM yang menjual produknya di lokasi tersebut namun terkena imbas pandemi Covid-19 sehingga tidak dapat berjualan di lokasi tersebut. Oleh karena itu diperlukan peralihan cara pemasaran yang sebelumnya konvensional secara langsung ke pemasaran secara digital atau yang dikenal dengan digital marketing guna mengurangi dampak negatif dari penerapan PPKM di masa pandemi Covid-19 dan juga mendukung digitalisasi UMKM di era New Normal.
Digital marketing menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di masa pandemi ini. Penerapan digital marketing memberikan banyak manfaat bagi para pelaku UMKM yang pertama yaitu dapat memperluas jangkauan pemasaran ke seluruh Indonesia atau bahkan ke mancanegara, kedua menghemat biaya untuk pemasaran, ketiga meningkatkan penjualan dengan lebih mudah tanpa harus menguras keringat seperti dengan pemasaran langsung, keempat dapat dengan mudah untuk menganalisa penjualan. Kelima dapat dengan mudah untuk berinteraksi dengan pelanggan dan mengetahui data data pelanggan secara lebih lengkap dan efisien. Tidak hanya itu, digital marketing juga turut mempermudah langkah para pelaku UMKM dalam mengenalkan produknya dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap brand dari produk yang mereka jual. Pelaku UMKM yang menerapkan digital marketing juga turut mendukung digitalisasi UMKM di Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian sebuah negara, terutama di kondisi yang penuh keterbatasan karena pandemi ini. Perpindahan ke dunia digital merupakan perubahan besar bagi UMKM, baik dari sisi adopsi teknologi maupun biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih efisien.
Digitalisasi telah terbukti menjadi faktor utama UMKM dapat bertahan dan bertumbuh di masa pandemi. Berdasarkan data Bank Dunia, sekitar 80% UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik. Selanjutnya, menurut LPEM FEB UI dan Tokopedia, 2020, digitalisasi membuat 7 dari 10 pelaku usaha mengalami peningkatan volume penjualan. Oleh karena itu, kita sebagai pelaku ekonomi lainnya juga harus turut mendukung digitalisasi UMKM demi pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi ini.
Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/2695129/g20-diharapkan-dorong-kolaborasi-untuk-digitalisasi-umkm