GenBI Purwokerto

Logo GenBI

Polemik Limbah Plastik

Sumber: Kompas.com

Setengah abad yang lalu masyarakat belum banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak menggunakan bahan jenis organik. Pada dekade 70, orang masih menggunakan tas belanja yang berbahan dari rotan, bambu dan wadah untuk membungkus makanan dengan daun jati atau daun pisang. Seiring berkembangnya era teknologi, alat-alat yang biasa digunakan sehari-hari tak lagi berbahan organik yakni diganti dengan berbahan plastik seperti ember,botol minum dan lainnya. Hal ini tentu mengakibatkan kebutuhan bahan plastik semakin meningkat.

Pada akhir abad ke-20 produksi plastik sintetis di seluruh dunia mencapai 130 juta ton/tahun. Di Jakarta, ibukota Indonesia, sampah plastik ini bisa mencapai 6.000 ton per harinya atau tumpukan plastik sekitar 30.000 meter kubik, setara dengan setengah Candi Borobudur di Jawa Tengah, Indonesia. Dengan banyaknya penggunaan bahan plastik pada peralatan yang sering digunakan sehari-hari dan yang dihasilkan dari industri, tentu akan meningkatnya jumlah limbah plastik dan sifatnya sulit terdegradasi di alam menjadikannya penyumbang limbah terbesar yang menyebabkan rusaknya keseimbangan alam.

Menurut penelitian, penggunaan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan jaringan pada tubuh manusia (karsinogenik). Sampah plastik tidak disarankan jika dibakar karena akan menghasilkan gas yang akan mencemari udara, membahayakan pernafasan manusia, dan apabila sampah plastik ditimbun dalam tanah maka akan mencemari tanah.

Dampak yang akan kita rasakan akibat limbah plastik yaitu menyebabkan pencemaran lingkungan seperti mencemari darat, air, laut bahkan udara. Pencemaran lingkungan tentu mengakibatkan berbagai permasalahan salah satunya menimbulkan penyakit pada pernafasan seperti asma, kanker paru-paru dan penyakit lainnya.

Hal ini tentu merupakan permasalahan yang besar dan berkelanjutan jika tidak di tangani secepatnya guna menghindari beberapa permasalahan lingkungan salah satunya yaitu pencemaran air laut. Kurangnya kesadaran manusia terhadap lingkungan seperti membuang sampah plastik ke laut dan pemberdayaan limbah plastik yang kurang. Menurut hasil penelitian Jeena Jambeck (2015) mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang berada diperingkat dua dunia penghasil sampah plastik ke laut mencapai 187,2 juta ton yang mengakibatkan rusaknya ekosistem di laut dan kelestarian biota laut akan terancam.

Pencemaran akibat limbah plastik tentu dapat kita atasi dan merupakan PR bagi semua pihak. Kesadaran manusia akan peduli  lingkungan dapat ditingkatkan yaitu melalui konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) yaitu menggunakan kembali barang- barang yang sudah digunakan atau tidak digunakan, mengurangi barang yang sekali pakai, mendaur ulang kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai dan hindari membuang sampah sembarangan seperti membuang sampah ke laut atau ke sungai. Limbah plastik dapat kita olah dan mendaur ulangnya dengan mengkompos sampah menjadi barang yang dapat berguna dan bernilai ekonomis seperti tas cantik yang berasal dari limbah kemasan bekas. Penggunaan plastik biodegradable yang lebih mudah terurai di alam diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah plastik guna menjaga kelestarian lingkungan.

Referensi:

Karuniastuti, N. (2013). BAHAYA PLASTIK TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. Swara Patra : Majalah Ilmiah PPSDM Migas3(1).

Ningsih, Ratri W.(2018).DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN DI INDONESIA.Yogyakarta:Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nasution, Reni S.(2015).BERBAGAI CARA PENANGGULANGAN LIMBAH PLASTIK.Banda Aceh:Prodi Kimia UIN Ar-Raniry.

Ditulis Oleh : Heri Susanto ( Anggota Genbi Purwokerto )

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content